5 Pemain Andalan Timnas Indonesia Yang Justru Terlupakan Saat Masuk Usia Emas: Bersinar Saat Belia

Sedang Trending 22 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Bola.com, Jakarta - Sejumlah pemain nan pernah menjadi jagoan Timnas Indonesia sekarang mulai terlupakan meski memasuki masa-masa keemasan. Beberapa di antaranya susah dapat kesempatan bermain di klub, hingga ada nan menghilang dari peredaran.

Padahal, ketika tetap berumur muda, beberapa nama pemain ini sempat digadang-gadang jadi bintang masa depan hingga mendapatkan julukan wonderkid. Mereka juga sering menghiasi daftar panggilan Timnas Indonesia di usia nan tetap belia.

Namun, nasib tampaknya tak berpihak dalam perjalanan pekerjaan para pemain ini. Mereka malah kehilangan tempat di level klub dan kesulitan dapat kesempatan bermain. Bahkan, ada pula nan kudu terdampar ke kasta kedua hingga menganggur tanpa klub.

Lantas, siapa saja para pemain nan sempat menjadi tulang punggung Timnas Indonesia dan sekarang telah terkubur dari gegap gempita persepakbolaan di Tanah Air? Berikut Bola.com menyajikan ulasannya.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

Osvaldo Haay

Osvaldo Haay pernah menjadi sosok penyerang nan sangat diandalkan saat berumur muda. Dia adalah pemain langganan di Timnas Indonesia U-19 dan U-23, hingga akhirnya dipromosikan ke skuad senior.

Namun, pekerjaan pemain asal Jayapura ini mengalami naik turun. Striker berumur 27 tahun ini sempat bermain untuk sejumlah klub elite seperti Persipura Jayapura, Persebaya Surabaya, hingga Persija Jakarta.

Sayangnya, sekarang Osvaldo telah menghilang dari radar. Dia kudu tersungkur ke kasta kedua berbareng Persela Lamongan. Pada laga pertama Championship 2025/2026, dia juga hanya bermain sebagai pengganti.

Septian David Maulana

Perpisahan Septian David Maulana dengan PSIS Semarang memang akhirnya berhujung nestapa. Setelah berasosiasi dengan Malut United, gelandang serang berumur 29 tahun ini malah kesulitan mendapatkan kesempatan.

David memang selalu bermain dalam lima pertandingan di BRI Super League, tetapi nyaris semuanya dari bangku cadangan. Total menit bermain nan didapatkannya hanya mencapai 100 menit saja.

Rekor semacam ini memang cukup memprihatinkan mengingat David adalah salah satu pemain nan sempat bercahaya berbareng Timnas Indonesia ketika muda. Dia sudah debut sejak era Alfred Riedel dan mengukir 10 caps.

Saddil Ramdani

Saddil Ramdani juga pernah menjadi salah satu pemain nan dijuluki sebagai wonderkid saat berumur muda. Sebab, dia sudah mengukir debut berbareng Timnas Indonesia ketika berumur 18 tahun, tepatnya di bawah didikan Luis Milla.

Ketika memasuki era Shin Tae-yong, Saddil juga cukup sering mendapatkan panggilan. Namun, sekarang dia sudah tak lagi masuk radar pembimbing Timnas Indonesia, Patrick Kluivert. Sebab, kariernya berbareng Persib juga tak mulus.

Setelah kembali dari Malaysia, Saddil dinilai kesulitan menemukan performa terbaiknya. Pemain berumur 26 tahun itu hanya sekali saja dapat kesempatan sebagai starter. Sejauh ini, dia hanya main tiga kali dengan lama 104 menit di BRI Super League.

Hansamu Yama

Di lini pertahanan, Timnas Indonesia pernah mempunyai sosok bek potensial nan digadang-gadang bakal jadi jagoan utama. Ya, siapa lagi jika bukan Hansamu Yama, bek nan sekarang merumput berbareng Persija Jakarta.

Saat tetap berumur muda, Hansamu sempat mendapatkan kepercayaan menjadi kapten Timnas Indonesia di Piala AFF 2018.  Secara keseluruhan, dia bisa mengukir total tiga gol dari 19 penampilan internasional.

Sayangnya, pekerjaan pemain asal Mojokerto ini mulai menukik. Meski bermain untuk Persija, dia sudah jarang sekali dapat kesempatan pada musim ini. Hansamu tercatat hanya bermain dua kali saja dengan lama 27 menit.

Evan Dimas

Evan Dimas nan sekarang telah berumur 30 tahun, sejatinya bisa menjadi sosok pemain nan krusial di lini tengah Timnas Indonesia. Dengan pengalamannya nan panjang, perannya bakal sangat sentral di bawah didikan Patrick Kluivert.

Namun, takdir justru berbicara lain. Evan mengalami penurunan performa nan drastis. Efeknya pun sangat kentara. Dia tak hanya tersingkir dari tim nasional, tetapi juga sudah susah dapat menit bermain di klub.

Kini, pemain asal Surabaya nan telah mengukir 11 gol dari 43 pertandingan internasional berbareng Timnas Indonesia itu berstatus tanpa klub. Padahal, usianya telah memasuki masa-masa keemasan.

Selengkapnya