ARTICLE AD BOX
ANALISIS
Muhammad Ikhwanuddin | CNN Indonesia
Rabu, 06 Agu 2025 10:20 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Pelatih Malut United, Hendri Susilo jadi satu-satunya pembimbing lokal di Super League 2025/2026. Dikepung pembimbing impor, ini sekaligus jadi isyarat ahli strategi produk dalam negeri kian tergerus di habitatnya sendiri.
Dari empat musim terakhir, jumlah pembimbing lokal terus menurun dari enam, empat, tiga lampau merosot drastis menjadi satu. Jika ditarik lebih jauh sejak kejuaraan ahli bergulir pada 1994, belum pernah ada musim kejuaraan dimulai hanya dengan satu pembimbing lokal.
Jumlah pembimbing dari dalam negeri sebenarnya selalu kalah dari ahli strategi asing. Namun untuk pertama kalinya hanya berjumlah satu.
ADVERTISEMENT
Ini mempertegas keadaan bahwa pembimbing lokal semakin tak diminati di level tertinggi. Juru strategi lokal nan sempat bersaing di level atas sekarang terpental ke kasta kedua.
Widodo Cahyono Putro misalnya, sekarang menangani Deltras FC. Lalu Aji Santoso melatih Persela Lamongan. Sementara Rahmad Darmawan sejauh ini tetap berstatus tanpa klub.
Tentunya tidak ada penyebab tunggal situasi ini bisa terjadi mengingat peran pembimbing tak hanya meracik strategi. Pola komunikasi dengan pemain, manajemen, dan tindak-tanduk di luar lapangan bisa jadi referensi meski sosok nan berkepentingan mempersembahkan catatan apik.
Namun, ada benang merah nan relevan dikaitkan dengan pembimbing asing nan laku di Super League. Upaya operator liga untuk naik level di tingkat regional, agunan prestasi, hingga profesionalisme dipandang jadi argumen klub-klub condong merekrut nama asing di bangku kepelatihan.
Ambil contoh soal prestasi, sudah lebih dari satu dasawarsa juara Liga Indonesia direbut oleh klub nan ditangani pembimbing asing. Terakhir kali nama lokal membawa timnya juara adalah Djadjang Nurdjaman berbareng Persib pada 2014.
Selepas itu, sejak era Liga 1 nan dimulai 2017 dan jenis terakhir pada musim 2024/2025 selalu dijuarai oleh pembimbing asing. Stefano Cugurra 'Teco' nan jadi kampiun berbareng Persija Jakarta dan Bali United pun tetap jadi penduduk negara Brasil sebelum mendapat status WNI pada Mei 2025.
Tak bisa dibantah bahwa pembimbing lokal tetap kalah saing. Namun keadaan ini tidak boleh membikin mereka berkecil hati. Mungkin butuh waktu nan tidak sebentar, namun besar angan ahli racik strategi dalam negeri bisa kembali ngeri.
Baca lanjutan tulisan ini di laman selanjutnya>>>