ARTICLE AD BOX
ANALISIS
Muhammad Ikhwanuddin | CNN Indonesia
Sabtu, 06 Sep 2025 09:00 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Timnas Indonesia U-23 bakal melanjutkan perjuangan di Kualifikasi Piala Asia U-23 2026 dengan melawan Macau di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, Sabtu (6/9). Laga ini kudu jadi momen bangkit jika tidak mau kesempatan semakin sempit.
Indonesia mengawali babak kualifikasi dengan kurang maksimal. Hasil seri tanpa gol kontra Laos, 3 September lalu, membikin tim didikan Gerald Vanenburg sekarang bertengger di ranking kedua dengan satu poin.
Ini bukan sinyal baik untuk Indonesia lantaran Jens Raven dan kawan-kawan sejatinya butuh kemenangan musuh Laos untuk memperbesar kesempatan lolos ke Piala Asia U-23 2026. Sebab kesempatan semakin sempit jika hasil minor kembali didapatkan musuh Macau.
ADVERTISEMENT
Peluang Timnas Indonesia U-23 lolos ke Piala Asia U-23 2026 memang tetap terbuka lebar, tapi syaratnya cukup berat. Indonesia kudu bisa mengalahkan Macau dan Korea Selatan di dua pertandingan sisa Grup J.
Selain itu Indonesia tetap punya kesempatan lolos melalui klasemen mini sebagai runner-up terbaik. Hanya saja, finis di posisi kedua tak otomatis mendapatkan tiket ke Piala Asia U-23 2026. Kendati demikian, setiap laga layak diperjuangkan demi merebut kemenangan.
Poin penuh nan direbut dari Macau krusial bagi Timnas Indonesia U-23 untuk menjaga asa ke Piala Asia U-23 2025. Terlebih Indonesia kudu memetik kemenangan musuh Korea Selatan pada laga penutup.
Tapi Garuda Muda kudu konsentrasi pada laga terdekat lebih dahulu. Kemenangan tentunya bakal jadi tambahan motivasi untuk kembali menorehkan hasil serupa di laga berikutnya.
Di atas kertas, Macau bukan ancaman berfaedah jika memandang rekam jejak pada pertandingan terdekat. Tim dari Asia Timur itu kalah telak 0-5 musuh Korea Selatan pada laga pembuka.
Sepanjang sejarah Piala Asia U-23, Macau juga tak pernah lolos ke putaran final. Tapi keadaan ini tak boleh membikin Indonesia lengah.
Sebab Laos juga tim nan belum pernah lolos Piala Asia U-23. Head to head dengan Indonesia juga kalah jauh. Tapi dalam pertemuan terakhir, Laos justru bisa membendung Indonesia.
Padahal Indonesia dominan dengan gempuran bertubi-tubi. Ada total 35 tembakan nan 11 di antaranya tepat sasaran. Penguasaan bola pun mencapai 77 persen.
Tapi tidak ada satupun gol nan dicetak. Ada satu bola nan sempat bersarang di gawang lawan, tapi wasit menganulirnya lantaran offside.
Situasi itu jadi isyarat bahwa bombardir serangan kudu sejalan dengan efektivitas. Timnas Indonesia U-23 perlu bermain cerdas dan klinis terutama ketika menemui kebuntuan.
Ini adalah tanggung jawab Gerald Vanenburg.
Bersambung ke laman kedua >>>