ARTICLE AD BOX
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1117546/original/063378100_1453327254-12552539_1034470593263368_7725381034646353957_n.jpg)
Bola.com, Jakarta - Masih ingat Miro Baldo Bento? Ia merupakan bagian tak terpisahkan dari sejarah panjang kejuaraan balbalan dalam negeri, juga Timnas Indonesia.
Pada masa jayanya, Miro Baldo Bento pernah memperkuat sejumlah tim papan atas macam Persija Jakarta dan PSM Makassar. Ia bagian dari skuad Juku Eja nan memenangkan gelar Liga Indonesia 1999/2000.
Dalam bebatan jersey kebesaran Timnas Indonesia, legenda kelahiran Dili, Timor Timur alias nan sekarang dikenal sebagai Timor Leste, membawa Skuad Garuda ke posisi runner-up Piala AFF 2000.
Lama tidak nongol, legenda nan sekarang berumur 50 tahun menjadi tamu spesial di program YouTube Bicara Bola.
Seperti kisah klasik pesepak bola lain, Miro punya jalan nan tak mudah untuk menjadi pesepakbola profesional. Tantangan tak hanya datang dari luar, tapi juga dari orang tua sendiri.
Soalnya, menurut mantan striker itu, orang tuanya lebih mendukung dia menuntut pengetahuan di bangku sekolah daripada berlatih sepak bola.
"Orang tua saya sama seperti orang tua lainnya mendukung anak untuk sekolah agar berfaedah ke depannya," kata Miro.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Serius Jadi Pesepak Bola hingga Dapat Restu
:strip_icc():format(webp):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,565,20,0)/kly-media-production/medias/3100661/original/033167800_1586766022-miro_bento.jpg)
Meski begitu, Miro tetap teguh meraih mimpi. Pelan tapi pasti, dia bisa membuktikan jika sepak bola bisa membawanya terbang lebih tinggi. Melihat kesungguhan dan pencapaiannya, Miro akhirnya mendapat support penuh dari keluarga.
"Darah saya juga sudah mengalir tentang sepak bola. Jadi orang tua saya tetap mendukung," kata kelahiran 4 Juni 1975.
Menurut Miro, sedari mini dirinya memang sudah beraksi sebagai tukang gedor. Selain striker, mantan pemain PSIS Semarang dan Persijap Jepara juga mumpuni melakoni sebagai penyerang sayap.
"Saat saya tetap junior sudah berposisi sebagai striker, sayap kiri dan kanan," ujar Miro.
Ditanya soal pemain idola, Miro menyebut dua nama legenda Brasil nan menjadi inspirasi kemenangan Negeri Samba di Piala Dunia 1994, Bebeto dan Romario.
“Pemain nan menjadi inspirasi saya Bebeto dan Romario," tukasnya dengan nada mantap.
Terinspirasi kedua pujaan nan licin serta lincah, Miro mengejawantahkan permainan Bebeto dan Romario setiap kali dia tampil di lapangan.
Pernah Jadi Kiper di Timor Leste
Kisah menarik lainnya dari perjalanan Miro adalah ketika memutuskan kembali ke Timor Leste setelah memilih tidak lagi menjadi WNI. Tak disangka, di sana dia justru bermain sebagai penjaga gawang. Kok bisa?
"Saya saat berada di Timor Leste juga pernah bermain sebagai penjaga gawang, lantaran kiper saya sedang tidak bisa bermain," ujarnya.
"Saat di Timor Leste saya merangkap sebagai pemain, sebagai pembimbing juga," tuntasnya.