ARTICLE AD BOX
Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia U-23 kudu menelan pil pahit setelah kalah 0-1 dari Vietnam pada final Piala AFF U-23 2025 nan berjalan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (29/7/2025). Gol tunggal nan menentukan laga ini dicetak oleh Nguyen Chong Phuong pada menit ke-37 setelah memanfaatkan kemelut di depan gawang Indonesia. Meski menguasai 68 persen penguasaan bola dan menciptakan kesempatan nan seimbang dengan Vietnam, upaya Timnas U-23 Indonesia kandas membuahkan gol penyama skor.
Pada pertandingan ini, skuad Garuda Muda tampil menekan sejak awal dengan beberapa kesempatan emas nan belum sukses dikonversi menjadi gol. Indonesia apalagi kudu menghadapi tekanan emosi nan memuncak di babak kedua akibat beberapa pelanggaran keras nan memicu keributan antar pemain. Namun, tekanan nan diberikan tidak bisa mengubah hasil akhir, sehingga Vietnam kembali menyegel gelar juara Piala AFF U-23 untuk ketiga kalinya berturut-turut.
Kekalahan ini semakin mengukuhkan seakan ada “kutukan” bagi Timnas Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, tempat nan juga menjadi saksi deretan kegagalan beragam golongan umur Indonesia menorehkan kemenangan besar. Historisnya, sejak 1987, Timnas Indonesia beragam golongan usia selalu mengalami kekalahan alias kegagalan di arena megah ini, khususnya dalam pertandingan-pertandingan krusial dan final kejuaraan regional.
Padahal, Timnas Indonesia kategori usia sering berhasil di rumah sendiri. Tahun 2022 misalnya, Timnas Indonesia U-16 keluar sebagai nan terbaik pada arena Piala AFF U-16 nan kala itu digelar di Stadion Maguwoharjo. Sebelumnya, Timnas Indonesia U-19 era Evan Dimas juga meraih kejayaan saat bertanding di Sidoarjo.
Piala AFF U-23 2025 ini menjadi bagian terbaru dari rentetan panjang kegagalan di stadion nan semestinya menjadi kandang kebanggaan Indonesia. Untuk mengupas lebih dalam, berikut ini beberapa catatan pahit tajam lain nan semakin mengakar pada mitos lahan tanding Indonesia di stadion ini.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Dari Final SEA Games hingga Piala AFF, Timnas Indonesia Sering Keok di SUGBK
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3213078/original/005777200_1597811560-WhatsApp_Image_2020-08-19_at_04.34.18.jpeg)
Pada SEA Games 1997, Timnas Indonesia mengalami kekalahan nan menyakitkan dari Thailand lewat adu penalti di babak semifinal. Laga nan penuh tensi itu akhirnya kandas membawa Indonesia ke babak final, menambah daftar kegagalan krusial di pertandingan besar nan dimainkan di rumah sendiri alias venue sejenis.
Lima tahun kemudian, di Piala AFF 2002, sejarah serupa terulang. Indonesia kembali kalah adu penalti dari Thailand di babak final. Kekalahan ini semakin memperkuat kesan apes nan menghalang Timnas Indonesia merebut trofi penting, meski dimainkan di suasana penuh support publik.
Kekecewaan bersambung dengan Piala AFF 2010, di mana Timnas Indonesia kalah agregat 2-4 dari Malaysia pada babak final. Meskipun berjuang keras, pasukan Merah Putih belum bisa mematahkan kekuasaan rival regional, terutama saat pertandingan dimainkan di arena nan menjadi saksi kekalahan beruntun ini.
Kutukan nan Belum Tercabut
:strip_icc():format(webp):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,565,20,0)/kly-media-production/medias/5299365/original/050991500_1753803485-20250729AA_Final_Piala_AFF_U-23_2025_Vietnam_vs_Indonesia-61.JPG)
Pada SEA Games 2011, Timnas Indonesia kembali merasakan pahitnya kekalahan melalui adu penalti dari Malaysia. Gagalnya menembus final alias membawa pulang lencana emas memperpanjang daftar kegagalan nan membayang di stadion-stadion besar, termasuk Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Terakhir, kekalahan Timnas Indonesia U-23 dari Vietnam dengan skor 0-1 di Piala AFF U-23 2025 ini seperti menjadi puncak dari serangkaian kutukan tersebut. Meski kekuasaan dan penguasaan bola ada di pihak Indonesia, hasil akhir tetap menguntungkan Vietnam nan sukses mencetak gol penentu dan menjinakkan semangat juang Indonesia.
Fenomena ini menjadi bahan pertimbangan mendalam bagi pengurus dan pembimbing Timnas Indonesia agar bisa menembus “kutukan” tersebut dan mengembalikan kejayaan sepakbola nasional di stadion dari masa ke masa. Stadion Utama Gelora Bung Karno, nan merupakan ikon olahraga tanah air, seyogyanya menjadi tempat di mana pemain Indonesia dapat tampil maksimal dan meraih kemenangan, bukan sebaliknya.