ARTICLE AD BOX
Setelah gol tersebut, Rasiman menyebut pertandingan menjadi lebih banyak drama. Apalagi tim musuh memang bermain sangat cerdas dan buang waktu. Mereka sering kali terlihat mudah terjatuh, meskipun hanya mengalami sentuhan ringan.
"Setelah itu pertandingan menjadi lebih banyak dramanya. Kita mengejar waktu, mengejar gol, sementara Vietnam seperti biasa, buang waktu. Main watak itu bagian dari strategi dan strategi dan itu diperbolehkan dalam sepak bola," paparnya.
"Jadi sebetulnya dari sisi sepak bolanya tidak boleh kita menyalahkan situasi itu. Kita kudu lebih tenang, jawabannya hanya itu. Namun, kita lihat tadi apalagi pelatih, kita juga lari ke bench lawan, ofensif di situ."
"Itu menurut saya sangat jelek untuk seorang pembimbing sehingga pemain tambah emosi dan gugup lantaran harusnya di saat ketinggalan itu back to basic of football, main lebih kalem, control the game, pasti bisa menang. Namun, jika semakin kacau seperti itu, semakin sulit," pungkas Rasiman.