ARTICLE AD BOX
:strip_icc():format(webp):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-gray-landscape-new.png,475,20,0)/kly-media-production/medias/5286186/original/017991100_1752737602-grup_b.jpg)
Bola.com, Jakarta - Pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, bakal berhadapan dengan dua pembimbing berilmu nan sekarang mengasuh Arab Saudi dan Irak pada putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
Jika membandingkan pengalamannya, Patrick Kluivert memang tetap kalah mentereng dengan dua pembimbing ini. Sebab, usia kariernya di bumi racik strategi tak sepanjang dua ahli strategi nan sekarang menukangi Arab Saudi dan Irak itu.
Meskipun demikian, ini bukan menjadi argumen bagi ahli strategi asal Belanda itu untuk minder. Sebab, dia punya tugas berat untuk bisa membawa Timnas Indonesia melalui babak ini demi mewujudkan mimpi lolos ke Piala Dunia 2026.
Lantas, gimana komparasi pengalaman serta prestasi nan selama ini diukir oleh Patrick Kluivert dengan dua lawannya di putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia ini? Berikut Bola.com menyajikan ulasannya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kiprah Patrick Kluivert
:strip_icc():format(webp):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,565,20,0)/kly-media-production/medias/5339676/original/014879200_1757081736-20250904AA_Timnas_Indonesia_vs_China_Taipei-07.JPG)
Perjalanan pekerjaan Patrick Kluivert di bumi kepelatihan dimulai pada tahun 2009 saat menjadi pembimbing penyerang di AZ Alkmaar. Setelah itu, Kluivert sempat dipercaya membantu jadi asisten Ange Postecoglou di klub Australia, Brisbane Roar.
Eks striker Timnas Belanda ini juga pernah menjadi pembimbing striker di NEC Nijmegen (2010-2011), dan pembimbing kepala FC Twente II (2011-2013). Baru setelah itu, Kluivert menjadi asisten Louis van Gaal di Timnas Belanda (2012-2014).
Dari sana, Kluivert mendapatkan pekerjaan sebagai pembimbing Timnas Curacao (2015-2016). Dia sempat kembali ke Belanda untuk menjadi pembimbing Ajax U-19 (2016). Setelah itu, dua pekerjaan berikutnya adalah Penasihat Strategis Timnas Curacao (2016-2018) dan Direktur Olahraga PSG (2016-2017).
Kemudian, Kluivert sempat dipercaya menjadi asisten Clarence Seedorf nan ditunjuk menukangi Timnas Kamerun (2018-2019). Ia juga pernah menjadi Manajer Akademi Barcelona (2019-2021).
Sebelum dipercaya mengasuh Timnas Indonesia menggantikan Shin Tae-yong pada Januari 2025, Kluivert sempat jadi pembimbing interim Timnas Curacao (2021) dan pembimbing kepala klub Liga Turki, Adana Demirspor (2023).
Graham Arnold
:strip_icc():format(webp):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,565,20,0)/kly-media-production/medias/4941366/original/001402700_1725973457-20240910BL_Indonesia_vs_Australia-1003_2.JPG)
Patrick Kluivert mesti berhati-hati dengan pengalaman pembimbing nan menukangi Timnas Irak saat ini, Graham Arnold. Juru strategi asal Australia tersebut mempunyai rekam jejak dan reputasi nan mentereng di bumi kepelatihan.
Dia mengawalinya sebagai asisten pembimbing Timnas Australia (2000-2006) dan sempat membantu Guus Hiddink. Arnold sempat dipercaya menjadi caretaker (2006-2007), lampau kembali asisten untuk membantu Pim Verbeek (2007-2009).
Setelah itu, dia meninggalkan Timnas Australia pada 2010 ketika ditunjuk menjadi pembimbing klub Australia, Central Coast Mariner (2010-2013). Arnold juga sempat hengkang ke Jepang ketika menukangi Vegalta Senda (2014).
Berikutnya, dia kembali ke Negeri Kanguru ketika mengasuh Sydney FC (2014-2018). Setelah itu, dia memperoleh kepercayaan untuk menjadi pembimbing Timnas Australia U-23 (2018-2022). Pada periode nan sama, dia juga mengasuh Timnas Australia senior.
Tugasnya berbareng Socceroos berjalan hingga 2024. Namun, dia akhirnya meninggalkan pekerjaan itu dan memulai tantangan baru berbareng Timnas Irak sejak pertengahan 2025. Sejauh ini, Arnold sudah mengukir empat laga berbareng Singa Mesopotamia.
Herve Renard
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4236910/original/093983300_1669197255-AP22326415152526.jpg)
Dibandingkan dua pembimbing sebelumnya, ahli strategi Timnas Arab Saudi, Herve Renard, tentu punya rekam jejak nan lebih mentereng. Kariernya membentang di seluruh penjuru dunia, dimulai dari pembimbing SC Draguignan (1999-2001).
Setelah sempat menukangi beberapa klub, kiprahnya mulai diperhitungkan ketika ditunjuk menjadi asisten Claude Le Roy nan mengasuh Timnas Ghana (2007-2008). Sejak saat itu, dia laku manis di Afrika.
Sebab, Renard sempat menjadi pembimbing Timnas Zambia (2008-2010 dan 2011-2013), Timnas Angola (2010), Timnas Pantai Gading (2014-2015). Di Prancis, dia juga pernah mengasuh klub-klub seperti FS Sochaux (2013-2014) dan LOSC Lille (2015).
Setelah itu, ahli strategi asal Prancis ini juga pernah kembali ke Afrika untuk mengasuh Timnas Maroko (2016-2019). Pada 2019, dia mendapatkan kepercayaan untuk menukangi Timnas Arab Saudi hingga 2023.
Juru strategi dengan nama komplit Herve Jean-Marie Roger Renard ini sempat ditunjuk menjadi ahli strategi Timnas Putri Prancis (2023-2024), lampau kembali menangani Timnas Arab Saudi pada 2024 sampai sekarang.